Uji
Mandiri bagian 6 Radio Transmitter
1. Transmitter
paling sederhana adalah rangkaian osilator.
2. Informasi
dikirim dalam bentuk titik titik kode dan putus putus dinamakan transmisi gelombang berkelanjutan (Continuous – Wave) dan
biasa disingkat menjadi CW.
3. Frekuensi
tetap atau saluran operasi pada transmitter dihasilkan dengan menggunakan osilator kristal.
4. Sebuah
amplifier (penguat) yang memisahkan gelombang pembawa (carrier) dikenal sebagai
penguat Buffer.
5. Tahapan
tengah kekuatan amplifier (penguat) dalam sebuah transmitter biasanya mengacu
pada drivers.
6. Hasil
dari penguat RF dalam sebuah transmitter terkadang disebut final.
7. Rangkaian
audio dimana berkelebihan sinyal bandwidth dan termodulasi berlebih dinamakan speech-processing circuits.
8. Dalam
pemancar FM, penguat khususnya disebut frequency
multipliers untuk meningkatkan frekuensi pembawa dan mengurangi hilangnya
nilai keluaran.
9. Dalam
pemancar SSB, frekuensi hasil keluaran biasanya dihasilkan oleh rangkaian mixer sebelum dikuatkan.
10. Tingkat
kekuatan sinyal SSB harus ditingkatkan oleh penguat linier untuk mencegah distorsi.
11. Sinyal
modulasi frekuensi menggunakan penguat kelas
C untuk penguatannya.
12. Linier
amplifier digunakan untuk membangkitkan sinyal AM dan SSB.
13. Sebuah
amplifier kelas C digunakan untuk
meningkatkan kekuatan sinyal FM.
14. Penguatan
linier beroperasi pada kelas A, B dan
AB.
15. Sebuah
transistor kelas A memiliki efisiensi 50%. Nilai keluaran adalah 27W, daya yang
hilang dalam transistor tersebut adalah 27W.
16. Penguatan
kelas A menerima 360o
sebuah gelombang sinus sebagai input.
17. Benar
atau salah. Tanpa input, sebuah penguat kelas B tidak akan berfungsi? Benar.
18. Penguat
kelas B RF secara normal digunakan pada konfigurasi tarik ulur.
19. Sebuah
penguat kelas C menerima untuk mengubah 90o ke 150o sinyal input.
20. Dalam
penguat kelas C, aliran arus kolektor dalam bentuk denyut (sinusoidal).
21. Dalam
penguatan kelas C, hasil keluaran berupa sinyal lengkap dihasilkan oleh rangkaian resonansi dan penala.
22. Efisiensi
penguatan kelas C dalam jangkauan 60%
sampai 80%.
23. Rangkaian
penala dalam kolektor penguatan kelas C bekerja sebagai penyaring untuk
menghilangkan harmonik.
24. Sebuah
penguat kelas C dimana nilai keluaran rangkaian penala sama dengan nilai
pengali dari frekuensi masukan disebut frequency
multipliers.
25. Frekuensi
pengali dengan faktor 2, 3, 4, 5 berurutan. Masukan sebesar 1.5 mhz. Maka nilai
output adalah 180mhz.
26. Sebuah
penguatan kelas C memiliki sumber tegangan DC 28V dan rata rata arus kolektor
1.8A. Daya input adalah 50,4W.
Uji
Mandiri Bagian 7 Communication Receivers
53. Penguatan
RF menghasilkan inisial gain dan
pilihan pada sebuah receiver tapi
juga menambahkan noise.
54. Sebuah
noise lemah transistor cenderung pada frekuensi gelombang microwave MESFET atau GASFET terbuat dari gallium arsenide.
55. Kebanyakan
gain dan penyaringan dalam panas berlebih berada pada penguatan IF.
56. Penyaringan
dalam penguatan IF biasanya dihasilkan akibat penggunaan rangkaian penala diantara prosesnya.
57. Lebar
pita dalam rangkaian penala ganda berubah seiring sudut mutual inductance diantara perputaran primer dan sekunder.
58. Dalam
rangkaian penala ganda, minimal lebar pita berada dengan dibawah kopling,
maksimal lebar pita dengan melebihi kopling dan puncak keluaran berada pada
optimal atau kritis kopling.
59. Sebuah
penguatan IF bahwa klip puncak positif dan negatif dari sinyal disebut limiter
60. Kliping terjadi pada amplifier karena transistor didorong oleh sinyal tingkat tinggi ke cut off, saturasi.
61. Keuntungan dari penguat bipolar kelas A dapat bervariasi dengan mengubah arus kolektor
62. Gain RF – IF keseluruhan penerima adalah sekitar 100 db
63. Menggunakan amplitudo sinyal yang masuk untuk mengontrol gain dari penerima dikenal sebagai pengontrol gain otomatis.
64. Rangkaian AGC bervariasi gain dari IF amplifier.
65. Kontrol tegangan DC AGC berasal dari rangkaian penyearah terhubung ke penguat IF atau deteksi keluaran.
66. Sebaliknya AGC adalah di mana peningkatan amplitudo sinyal menyebabkan pengurangan dalam arus kolektor pada penguat IF.
67. AGC bias maju menggunakan peningkatan amplitudo sinyal untuk meningkatkan arus kolektor dimana mengurangi gain dari penguat IF.
68. AGC dari penguat diferensial yang dihasilkan dengan mengendalikan arus yang dihasilkan oleh sumber arus konstan transistor.
69. Dalam dual-gate MOSFET IF amplifier, tegangan dc AGC diterapkan pada gerbang kontrol.
70. Nama lain untuk AGC di penerima AM adalah kontrol volume otomatis.
71. Dalam penerima AM, tegangan AGC berasal dari detektor dioda.
72. Sinyal masukan yang besar menyebabkan keuntungan dari penerima menjadi pengurang AGC.
73. Sebuah rangkaian AFC mengoreksi pelayangan frekuensi di rangkaian osilator lokal.
74. Tegangan AFC kontrol berasal dari rangkaian demodulator dalam penerima.
75. Sebuah kapasitor variabel tegangan digunakan dalam rangkaian AFC untuk memvariasikan LO frekuensi.
76. Sebuah sirkuit yang blok audio sampai sinyal yang diterima disebut sirkuit memadamkan.
77. Dua jenis sinyal yang digunakan untuk mengoperasikan sirkuit memadamkan audio noise.
78. Dalam sistem CTCS, frekuensi nada rendah untuk membangkitkan rangkaian pemadam.
79. Sebuah BFO diperlukan untuk menerima SSB dan sinyal CW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar