Sabtu, 15 Oktober 2016

Ekonomi Teknik dan Aspeknya



Ekonomi Teknik

A.        Ruang Lingkup Ekonomi Teknik
Ekonomi Teknik memiliki definisi sebagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek – aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya dan manfaat usulan proyek teknik. Ekonomi Teknik (Engineering Economics) mencakup prinsip dan berbagai teknis matematis untuk pengambilan keputusan ekonomis. Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan yang rasional untuk mengevaluasi aspek – aspek ekonomis dari alternatif yang berbeda dapat dikembangkan. Secara kasar dapat disebutkan bahwa penggunaan terbesar ekonomi teknik adalah evaluasi beberapa alternatif untuk menetukan suatu aktivitas atau investasi paling sedikit memberikan kerugian (Least Costly) atau yang memberikan keuntungan paling banyak (Most Profitable).
Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana dengan efisien. Studi ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan diinvestasikan atau sebelum komitmen diadakan. Studi ekonomi teknik dimulai dari sekarang. Kesimpulan ditarik bergantung pada prediksi kejadian (event) yang akan datang. Studi ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan yang cermat. Meskipun sistematis ini bukan suatu instrumen kecermatan (precission), melibatkan banyak faktor, perlu berdasarkan estimasi biaya dan pendapatan yang akan menjadi sasaran kesalahan, kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang benar dalam membandingkan alternatif peralatan akan jauh lebih besar dengan estimasi berkemungkinan rinci daripada keputusan yang akan diambil atas dasar pengalaman atau intuisi seseorang. Bisnis yang sehat akan mendasarkan pada keputusan yang sudah diperhitungkan dengan cermat. Oleh sebab itu, untuk keputusan-keputusan manajemen, faktor pengalaman dan pertimbangan saja ada.
Kajian dari ekonomi teknik sendiri menyeimbangkan berbagai tukar rugi diantara tips-tips biaya dan kinerjanya. Masalah yang dapat diselesaikan menggunakan alnalisis ekonomi teknik adalah masalah yang memiliki tiga karakteristik berikut:
1.       Masalah itu cukup penting, dan memerlukan pemikiran dan usaha serius dalam pemecahannya.
2.       Masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dalam benak kita tapi memerlukan analisis yang teliti yang mengorganisasikan setiap elemen masalah dan semua konsekuensi yang mungkin terjadi, dan tidak dapat diselesaikan sekaligus.
3.       Masalah itu memiliki aspek ekonomis yang cukup penting sebagai komponen yang mengarahkan analisis pada keputusan.
Mekanisasi yang diterapkan itu harus memberikan tambahan profit yang besar. Jika suatu perkebunan menetapkan untuk memilih mekanisasi permesinannya saja karena dianggap dapat meningkatkan efisiensi kerja lebih besar, maka muncul alternatif lain. Apakah perkebunan akan menerapkan permesinan di fasilitas pengolahan batang tebu, pengolahan lahan, atau panen. Bahkan jika sudah ditetapkan demikian, perkebunan masih harus memilih tipe mesin apa yang akan dibeli karena menyangkut daya tahan, kinerja mesin, dan kesesuaian dengan perkebunan tersebut. Semua itu harus diperhitungkan secara ekonomi dan matematis dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimum, atau kerugian yang minimal. Tahapan analisis ekonomi teknik
1.         Definisikan masalah dan tujuannya
2.         Mengumpulkan informasi yang relevan terkait kasus yang sedang dipelajari
3.         Memunculkan alternatif
4.         Evaluasi setiap alternatif
5.         Penentuan alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
6.         Menerapkan hasilnya dan memantau kerjanya
Dalam mengevaluasi beberapa alternatif yang tersedia, ekonomi teknik biasanya mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu, estimasi pendapatan dan biaya, strategi keuangan, inflasi, depresiasi, ketidakpastian, pajak, undang-undang kebijakan, periode perencanaan, tingkat bunga modal, perhitungan nilai dan harga, hingga rate of return. Rate of return adalah seberapa besar tingkat pengembalian biaya setelah alternatif dilaksanakan.

B.        Pengertian Proposal Teknik Dan Hubungan Dengan Ekonomi Teknik
Kegiatan teknik adalah suatu konsep kegiatan manusia yang berorientasi pada proses perbaikan/perubahan sifat maupun bentuk dari benda alam dalam rangka mendapatkan manfaat yang lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana manusia mengubah sifat dan fungsi batu – batuan menjadi bangunan, mengubah pasir besi menjadi besi dan baja, mengubah kayu menjadi mobiler atau menjadi kertas, dan sebagainya, yang semuanya merupakan hasil perancangan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan. Suatu aktifitas teknik akan selalu berawal dengan munculnya ide rancangan teknik yang ingin diterapkan dalam rangka mengatasi keterbatasan sumber daya alam guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Manusia ingin mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman tanpa banyak mendapat gangguan lingkungan, maka dirancang bangunan sedemikian rupa. Manusia ingin dapat bergerak dan berpindah tempat dari suatu daerah ke daerah lain, maka manusia merancang kendaraan. Manusia membutuhkan berbagai peralatan untuk dapat meringankan berbagai tugas pekerjaannya, maka dirancang peralatan untuk tujuan tersebut.
Pada awalnya para perancang teknik masih lebih banyak menfokuskan rancangannya tersebut dapat dilaksanakan secara teknis, tanpa begitu memerhatikan aspek efisiensi pemakaian sumber daya.
Dalam rangka menjamin dihasilkannya produk-produk engineering yang efektif dan efisien serta kompetitif tersebut, maka proses rancangannya perlu dilakukan secara baik, sistematis, dan terukur. Adapun prosedur rancangan yang baik dan sistematis tersebut dapat dijelaskan dengan flow-chart. Munculnya ide konsep teknik, mungkin berupa ide baru ataupun penyempurnaan dari ide atau rancangan yang ada yang mencakup tentang produk ataupun proses pengerjaan produk. Ide tersebut tentu perlu dilahirkan secara sistematis dan tertulis melalui penjelasan, gambar, spesifikasi, dan penjelasan teknis lainnya yang disebut dengan proposal teknis. Proposal teknis tersebut perlu dievaluasi kelayakan teknisnya sebelum dilaksanakan. Artinya apakah rancangan tersebut memungkinkan secara teknis untuk direalisasikan, apakah sudah tersedia teknologinya beserta tenaga ahlinya. Jika belum memungkinkan, ada baiknya rancangan tersebut diperbaiki kembali atau dihentikan saja. Jika secara teknologi dan teknis tidak ada masalah, dilanjutkan dengan penyusunan proposal ekonomis untuk mengetahui seberapa besar biaya yang diperlukan untuk merealisasikan rancangan tersebut, apakah rancangan tersebut sudah ekonomis atau belum serta dari mana sumber-sumber dana yang diperlukan akan diperoleh, seberapa besar beban untuk memperoleh sumber-sumber biaya tersebut dan sebagainya. Kalau rancangan ini bertujuan sebagai kegiatan usaha bisnis, tentu perlu dikaitkan dengan seberapa kompetitif produk tersebut dengan produk pesaingnya sehingga rancangan ini menjadi layak direalisasikan.
Proposal ekonomis yang tidak layak, kemungkinan proposal diperbaiki kembali atau dihentikan saja. Namun, jika proposal ekonomis terbukti layak, barulah rencana teknik tersebut dapat direalisasikan. Untuk melakukan evaluasi ekonomis terhadap rancangan teknik di atas dibutuhkan pengetahuan pendukung ekonomi teknik (Economic Engineering). Karena penerapan kegiatan teknik pada umumnya memerlukan investasi yang relatif besar dan berdampak jangka panjang terhadap aktivitas pengikutnya, penerapan aktivitas teknik tersebut menuntut adanya keputusan strategis yang memerlukan pertimbangan teknik maupun ekonomis yang baik dan rasional. Oleh karena itu, Ilmu ekonomi teknik sering juga dianggap sebagai sarana pendukung keputusan (Decision Making Support). Keputusan yang baik dan rasional pada dasarnya memerlukan prosedur dan proses yang sistematis serta terukur dengan tahapan proses sebagai berikut
1.         Mengidentifikasi atau memahami persoalan dengan baik
2.         Merumuskan tujuan penyelesaian masalah
3.         Mengumpulkan data yang relevan klasifikasi, dan validasi kebenaran data yang terkumpul
4.         Identifikasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin
5.         Menetapkan kriteria pengukuran alternatif
6.         Menyusun atau menyiapkan model keputusan
7.         Melakukan evaluasi dan analisis terhadap semua alternatif yang disediakan
8.         Mengambil keputusan sesuai dengan tujuan
9.         Menerapkan keputusan yang telah diambil.
Dalam menyiapkan alternatif perlu diperhatikan persyaratan berikut
1.         Jumlah alternatif yang ideal 2-10 alternatif, jika alternatif banyak perlu dilakukan seleksi bertingkat
2.         Memenuhi sifat mutually exclusive (tidak ada alternatif yang tumpang tindih)
3.         Memenuhi sifat axhausive (semua kemungkinan alternatif yang tersedia telah terwakili).

C.        Proses Pengambilan Keputusan
Seorang manajer dalam suatu perusahaan selalu pada permasalahan-permasalahan dalam suatu pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari satu alternatif yang ada. Setidaknya alternatif untuk melakukan sesuatu (do action) dan tidak melakukan sesuatu (do nothing). Untuk mendapatkan alternatif terbaik, setiap alternatif tersebut harus bisa di nilai dari banyak kriteria yang sama. Agar mendapatkan suatu kinerja yang baik dan apa yang diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan tujuannya. Menurut Newman (1988), 
“Proses pengambilan keputusan yang rasional biasanya terdiri dari 8 langkah. Dalam proses pengambilan keputusan, kita tidak dapat dengan mudah melakukan prediksi akan dampak kedepannya”
Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah keputusan kita harus/wajib menentukan keputusan kitapun harus memperhatikan prinsip - prinsip, antara lain
1.         Menggunakan suatu ukuran yang umum nilai mata uang, menyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter (Kurs).
2.         Perhitungkan hanya perbedaan
a.    Menyederhanakan alternatif yang dievaluasi dengan mengesampingkan biaya-biaya umum
b.   Sunk cost (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan
3.         Evaluasi keputusan yang didapat dipisah secara terpisah (keputusan finansial dan investasi)
4.         Mengambil sudut pandang sistem (sektor swasta atau sektor publik)
5.         Menggunakan perecanaan kedepan yang umum (membandingkan alternatif dengan bingkai yang sama).

D.        Tahapan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang rasional merupakan keputusan yang komplek dan beragam. Ada 8 tahapan yang harus dilakukan dalam pengambilan sebuah keputusan
1.              Mengenali Masalah
Jhon Dewey seorang filsuf Amerika mengatakan
suatu masalah yang didefinisikan secara benar adalah masalah yang sebagian telah terselesaikan” 
Itu berarti hanya masalah yang telah dikenali dengan benarlah yang berpotensi untuk diselesaikan, tanpa mengenali masalah dengan benar kita akan tersesar sehingga solusi yang tepat tidak akan pernah tercapai.


2.              Menetapkan Tujuan dan Sasaran
Masalah adalah situasi yang menghambat tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan dalam sebuah perusahaan berbagai masalah utama akan terkait dengan tidak tercapai sebuah profit, dan masalah yang dihadapi para individu umumnya terkait dengan tidak tercapainya kepuasan. Tujuan yang bersifat umum seringkali diuraikan menjadi tujuan yang sempit, spesifik, dan kuantitatif.

3.             Menyusun Data yang Relevan
Sebuah keputusan yang terbaik adalah keputusan yang dibuat dengan memanfaatkan informasi yang tepat yang didapat dengan menyusun berbagai data yang lebih akurat dan relevan. Dalam mengembangkan informasi itu analis harus dapat data yang relevan dan bisa menentukan apakah nilainya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Menyusun data yang relevan adalah pekerjaan yang sangat sulit.

4.             Mengidentifikasi Alternatif yang Layak
Dari sekian banyak cara penyelesaian masalah, hanya ada sebagian alternatif yang layak dipertimbangkan sebagai solusi potensial, namun demikian perlu kehati-hatian untuk tidak menentukan alternatif terbaik pada tahap ini, jika itu terjadi maka solusi yang didapatkan mungkin bukan yang terbaik. Ada berbagai alternatif yang dengan mudah dieliminasi dengan alasan yang sangat jelas seperti ketiadaan material, keterbatasan teknologi, dan keterbatasan waktu.

5.             Menetapkan Kriteria Penilaian Alternatif
Dengan menggunakan alternatif terbaik dipilih dengan menilai berdasarkan berbagai kriteria tertentu, kata terbaik menunjukan bahwa penilaian pada dasarnya bisa bersifat kualitatif meliputi spektrum paling buruk, buruk, cukup, baik, lebih baik, paling baik. Dengan demikian baik atau buruk suatu alternatif akan bersifat relatif.


6.              Membangun Model Keterhubungan
Sebuah elemen yang telah diidentifikasi (tujuan, data informasi, alternatif potensial, dan kriteria) digabungkan mejadi model matematika yang menunjukan hubungan antara variabel dan kemudian dipresentasikan.

7.              Memprediksi Keluaran Alternatif
Model yang telah dibangun tersebut digunakan untuk memprediksi keluaran (outcome) dari setiap alternatif, perlu diingat bahwa setiap alternatif itu bisa menghasilkan keluaran yang beragam. Tapi guna menghindari komplikasi yang tidak perlu maka pengambilan keputusan diasumsikan menggunakan keluaran tunggal, dan keluaran-keluaran lain diabaikan.

8.              Memilih Alternatif Terbaik
Memilih alternatif terbaik berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditetapkan, pengambilan keputusan ini harus dilakukan secara hati-hati dan banyak diyakini bahwa solusi yang terbaik untuk masalah ini telah ditentukan dengan seksama.

9.              Audit Pasca Pengambilan Keputusan
Ini sangat penting dilakukan untuk menjamin apa yang seharusnya diproyeksikan akan tercapai. Jika semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan suatu masalah itu menyadari bahwa rekomendasi mereka akan diaudit tingkat keberhasilannya.
Untuk menilai suatu alternatif dapat dilakukan denga cara yang berbeda, sebagai berikut
1.             Menghasilkan paling sedikit kerusakan
2.             Memperbaiki distribusi kekayaan penduduk
3.             Menggunakan uang secara efisien dan ekonomis
4.             Meminimasi pengeluaran uang
5.             Memastikan bahwa yang mendapat benefitdari keputusan yang lebih banyak daripada yang menderita akibat keputusan yang itu
6.             Meminimasi waktu pencapaian tujuan
7.             Meminimasi pengangguran.

E.         Analisis Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manager adalah mengambil berbagai keputusan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan alternatif tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses produksi. Ada beberapa faktor yang ada di dalam kondisi secara nyata cenderung untuk mendapat derajat kesulitan dan kompleksitas dari keputusan yang harus diambil, contohnya
1.             Faktor ketidakpastian mengenai kondisi yang akan datang, dim ana hal ini seringkali membawa kesulitan dalam bentuk penetapan potensi maupun kapasitas produksi yang terpasang harus direalisasikan.
2.             Kebutuhan untuk memperhatikan berbagai macam kriteria yang harus dipenuhi seperti kuantitas, kualitas, biaya dan sebagainya.
3.             Tekanan-tekanan yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan, dimana seringkali hal ini akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat teliti dan jauh di luar harapan yang ada.
4.             Adanya konflik-konflik yang sedang terjadi dan yang timbul akibat keanekaragaman pendapat atau pandangan opini dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses pengambilan suatu keputusan tersebut. Hal semacam ini terjadi akibat adanya perbedaan latar belakang maupun interest berbagai pihak didalam melihat permasalahan yang harus dipecahkan dan diputuskan.
Meskipun banyak kesulitan dan kendala yang harus dihadapi, manajemen harus melakukan studi, analisis, evaluasi dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Setiap permasalahan yang harus dihadapi dan harus dipecahkan, terlebih dahulu harus dianalisis dan dikembangkan alternatif-alternatif kelayakannya, baik secara teknis ataupun ekonomis, untuk kemudian diputuskan yang paling layak.
Suatu rancangan ataupun proposal dari proyek, akan dievaluasi berdasarkan efisiensi teknik (fisik) ataupun efisiensi ekonomis. Disisi lain efisiensi ekonomis meskipun juga dinyatakan sebagai perbandingan output per input, tetapi dalam hal ini dinyatakan dalam unit satuan ekonomis (uang).



F.         Proses Pengambilan Keputusan
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti bagaimana membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin, bagaimana menjamin kualitas produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan.
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut
1.          Sejauh mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
2.          Tingkat manajemen.
Keputusan yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap organisasi secara umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan tersebut. Tingkatan pada manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan atas. Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan adalah semakin besar pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi (yang artinya semakin vital keputusan tersebut) maka semakin tinggi tingkatan manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut.
Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan orang lain, terutama anggota organisasinya.
Sebuah cara yang disebut “konsensus” yang biasa digunakan wirausahawan untuk mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tertentu. Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang terlibat didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan pembahasan mendalam yang lama oleh anggota – anggota dari kelompok yang mengambil keputusan. Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.
a.       Kelebihan :
Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar tersebut menjadi sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.


b.      Kekurangan :
Terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan keputusan memakan waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.

Kriteria pengambilan Keputusan.
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut
1.      Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya. Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan demikian akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok kepentingan yang bersangkutan.
2.      Nilai – nilai organisasi
Para pembuat keputusan, khususnya birokrat (sipil atau militer) mungkin dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalam organisasi, badan administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani oleh pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
3.      Nilai - nilai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan finansial, reputasi diri atau posisi historis kemungkinan juga digunakan oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan. Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
4.      Nilai – nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
5.      Nilai - nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya. Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa yang bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah memberikan peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam negeri mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan bangsa di negara – negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.
Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku politik regim, telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan sosial dan ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai instrumen pengukur legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh kelompok – kelompok dalam masyarakat.

G.        Proses Pemecahan Masalah
Masalah ekonomi teknik memang bertujuan untuk membahas tentang jalan keluar atau solusi bagi ilmu ekonomi ketika akan menghadapi berbagai masalah yang berhubungan dengan ekonomi teknik. Masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat sangat banyak, dari mikro sampai yang makro. Secara singkat masalah ekonomi dapat dirumuskan dalam tiga pertanyaan penting yaitu
1.         Barang apa yang akan diproduksi (What)
Dalam pertanyaan ini mengandung arti bahwa ilmu ekonomi harus bisa menjawab barang apa saja yang perlu diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya prioritas pada barang kebutuhan pokok masyarakat kemudian ke tingkat kebuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan sekunder dan tersier. Jangan sampai barang yang dibuat tidak dapat memenuhi kebutuhan, kalau ini bisa terjadi bisa menimbulkan hal-hal negatif, yaitu: inflasi dan kalau dalam bidang pangan bisa menyebabkan kelaparan atau kurang gizi.
2.         Bagaimana barang diproduksi (Who)
Pertanyaan ini berkaitan dengan strategi-strategi yang harus dibuat oleh produsen dalam membuat barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini dibuat untuk bisa produksi yang dihasilkan dengan efisien serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya itu terdiri dari 4 faktor produksi yang terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan wirausaha. Efisiensi produksi dapat menciptakan hasil produksi yang lebih bagus dan lebih murah.
3.         Untuk siapa barang dibuat (For Whom)
Barang dan jasa yang diproduksi juga harus memperhatikan komposisi konsumen yang akan dituju, misalnya produksi pakaian bayi, maka produksinya harus memperhitungkan bayi ada didaerah sekitar. Hal ini penting karena supaya produksi dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat tanpa harus terjadi kekurangan atau kelabihan produksi.

H.        Studi Kasus Menggunakan Ekonomi Teknik Berhubungan Dengan Teknik Elektro
            Sebuah perusahaan penyedia dan pemasangan instalasi sebuah bangunan, ingin memenangkan sebuah tender untuk instalasi listrik sebuah bangunan gedung baru universitas swasta. Pihak universitas swasta tersebut membuka tender tersebut secara umum dengan harapan mendapat perusahaan penyedia dengan kualitas terbaik namun biaya yang cukup murah.
            Studi kasus tersebut menyatakan bahwa yang akan memenangkaan tender adalah perusahaan yang mementingkan kualitas pengerjaan namun tetap hemat biaya. Maka solusi tersebut dapat dilakukan dengan pengajuan proposal dimana proposal tersebut berisi ilmu ekonomi teknik dimulai dari tahapan
1.              Perencanaan anggaran dan komponen
2.              Pembuatan daftar kelompok kerja
3.              Hasil yang diharapkan.
Jika perusahaan penyedia menerapkan langkah tersebut maka tinggal pihak universitas untuk memutuskan dengan melihat aspek yang diajukan perusahaan melalui proposal yang diberikan untuk merealisasikan perlu pemikiran dengan mengacu pada ilmu ekonomi teknik.

Sumber Referensi


Tersedia untuk diunduh, disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Internet Protocol, WAP dan WWW

A.         Pengertian Internet Protocol Internet Protocol Address merupakan singkatan dari IP address. IP Address adalah suatu identi...